About

Pages

Senin, 11 Juni 2012

KAMMI “Secercah Cinta Allah SWT untuk Indonesia yang Hijau”

Oleh : Eru Zain





Terlahir dari sebuah kecintaan akan negeri yang indah
        Kemerdekaan Indonesia, negeri hijau ini tak luput dari kerja-kerja dakwah para ulama dan pemuda-pemuda Muslim. Bahkan menjadi sebuah pengorbanan terbesar darah pemuda-pemuda muslimlah yang banyak mengaliri negeri ini hingga menjadi sebuah negeri yang merdeka dari jerat kolonialis selama berabad-abad maka lihatlah kehijauannya senantiasa terpudarkan oleh ujian-ujian yang akan membesarkan bangsa ini hingga lahir dan berganti sebuah rezim pasca kemerdekaan.
        Sebuah nama yang terlahir di tengah hirup pikuk jeritan-jeritan perjuangan era baru negeri ini, yang beranjak ingin meninggalkan sebuah rezim orde baru menuju era reformasi. Pada tahun 1928 sebelum reformasi di dengunkan Sebuah pertemuan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) membidani kelahiran sebuah harapan maka dinamailah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)  menjawab sebuah keresahan para aktivis dakwah kampus kala itu yang di benturkan oleh pergolakan politik di negeri ini. Butuh peran baru untuk para aktivis dakwah kampus menghadapi sebuah rezim orde baru yang berusaha ingin mengkekalkan diri menjadi penguasa yang dzhalim terhadap rakyatnya.  Sebuah kecintaan terhadap negeri yang hijau itulah yang melatarbelakangi kelahiran KAMMI. Bersama para mahasiswa lain dari berbagai pergerakan mahasiswa dan dengan kehendak Allah SWT maka berakhirlah rezim orba di tangan para mahasiswa. Terbayang sebuah pengorbanan tenaga, pikir dan jiwa sampai almamater yang terbasahi oleh darah menjadi sebuah saksi.
        Di masa balitanya KAMMI berjibaku mengawal era reformasi sambil tertatih-tatih belajar untuk meningkatkan kesiapan agar mampu berperan lebih banyak dan berkorban lebih besar lagi untuk membangun negeri ini. KAMMI yang di besarkan dalam pangkuan Tarbiyah terus memproses diri menjadi lembaga elite (mahasiswa) agar mampu memanuveri kerja-kerja dakwah dan kerja untuk mentarbiyah negeri menuju sebuah impian membangun peradaban.
Kembalinya jati diri pemuda sejati terhadap kemuslimannya dan keIndonesiaannya
        Ada tiga hal mendasar yang kemudian di bangun dalam tubuh KAMMI di tengah masa pertumbuhannya. Pertama, sifat dan peran seorang pemuda. Sudah dipastikan bahwa para mahasiswa adalah para pemuda yang mengalir deras darah muda didalam tubuhnya yang kemudian menguatkan sendi-sendi ketegaran sebuah fisik dan kecemerlangan pemikiran sehinnga tergambarlah sosok hebat dan kuat yang penuh gairah untuk menjalani hidup. Potensi inilah yang menjadi sebuah modal dasar KAMMI untuk berjuang menjalankan kerja-kerja peradaban.
Kedua, nilai sebuah keislaman yang di tanam kedalam diri mahasiswa, sebuah nilai mahal untuk menjadikan dinul Islam sebagai rahmatan untuk semesta alam nilai yang terhargakandan hanya Allah yang mampu mengkaruniakan nilai ini. Islam yang merasuk dan tergambar dalam sosok pemuda muslim dengan kesyumulannya telah terbukti mampu membangun sebuah peradaban yang dulu di bangun atas nama Islam, peradaban yang pernah Rasulullah bangun di  bumi madinah dengan kemadaniannya yang begitu indah saat itu. Tak bisa dipungkiri bahwa dengan Tarbiyah KAMMI menjawab sebuah kelunturan kepribadian Islam yang melekat di tubuh para pelaku pergerakan mahasiswa-mahasiswa muslim yang tergerus oleh berbagai senjata-senjata perang pemikiran, lihatlah betapa banyak pergerakan mahasiswa yang notabenenya mengibarkan merk keislaman tetapi mereka miskin akan nilai-nilai Islam yang hakiki bahkan ada beberapa dengan bangga memploklamirkan menjadi gerakan merah dengan nilai-nilai kekiriannya.
Ketiga, dalam hal keIndonesiaan ini hanya sebuah refleksitas dimana KAMMI terlahir melainkan di bumi pertiwi ini hingga akan menjadi sebuah warna yang akan menambahkan kekokohan dan kekhasan seorang pemuda yang akan mencintai tanah kelahiran dan memperjuangkannya. Bukan sebuah perkawinan antara ke-Islaman dengan Ke-Indonesiaan tetapi pribadi pemuda yang sedang dibangun oleh KAMMI adalah pribadi yang bertindak lokal walau berpikir dengan keglobalannya juga KAMMI berjuang untuk membangun Indonesia kearah yang lebih baik. Bukan hanya sebuah omong kosong yang digembor-gemborkan mereka yang lebih menonjolkan nilai Ke-Indonesiaan tetapi miskin dalam tindakannya untuk membangun Indonesia.
Paradigma KAMMI, sebuah teropong cara KAMMI memandang dan bergerak tuntaskan perubahan berkontribusi membangun Indonesia.
        Sebelum berbicara sebuah paradigma gerakan mari tengok sejenak visi KAMMI yang bercita-cita menjadi wadah permanen yang melahirkan calon-calon pemimpin masa depan. Dari sini sebenarnya gerak itu di mulai dari sebuah visi yang kemudian di sempurnakan misi-misi untuk meraihnya. KAMMI senantiasa berusaha keras untuk mendidik seorang peuda muslim yang siap menjadi pemimpin masa depan. Ada sebuah nilai kepemimpinan yang akan coba ditanamkan karena untuk membangun sebuah peradaban perlu peran seorang pemimpin untuk mengantarkan negeri ini menjadi negeri yang hebat.
        Jepang pascagempuran bom atom di Hirosima dan Nagasaki yang meluluhlantahkan negri matahari terbit itu terdengar sebuah perkataan yang mendengung untuk mengembalikan Jepang agar bangkit dari keterpurukan perkataan itu adalah “berapa sisa para guru yang masih hidup?” dan mungkin perkataan ini kembali terucap pasca tsunami hebat di awal 2011 dan berbagai akibatnya yang menjadikan Jepang meneteskan air mata. Namun tahukah kita siapa yang bertanya orang yang bertanya “berapa sisa para guru yang masih hidup ?” itu, yang menanyakan hal itu adalah melainkan sesosok pemimpin sejati yang akan merealisasikan sebuah pembangunan peradaban melalui nilai-nilai keilmuan yang di pupuk dalam pentingnya pendidikan. Maka jelas sekali butuh peran dari seorang pemimpin untuk membaw negeri ini menuju peradaban yang diimpikan dan semoga KAMMI benar-benar melahirkan sosok pemimpin masa depan.
        Sebuah paradigma digulirkan untuk memandang gerak KAMMI dalam merealisasikan perannya untuk membangun negeri ini. Ada beberapa paradigama diantanranya :
Gerakan dakwah tauhid, paradigma ini memberikan sebuah pandangan bahwa KAMMI melakukan sebuah gerkan pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan meteri, nalar sesama manusia dan lainnya (ajtanibu bit thogut) serta mengembalikan pada tempat penghambaan sepenuhnya kepada Allah SWT. Gerakan KAMMI yang menyerukan sebuah deklarasitata peradaban kemanusiaan pada nilai-nilai universal wahyu Allah. KAMMI bergerak untuk berjuang secara berkelanjutan untuk menegakan nilai-nilai kebaikan dan meruntuhkan tirani kemungkaran.
        Paradigma mendasar yang kemudian mengawali sebuah gerak tindakan untuk membangun peradaban di negeri ini sebagai nilai ketaatan kepada Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifahNya di muka bumi.
Gerakan Intelektual profetik, paradigma ini memberikan cara pandang bahwa KAMMI bergerak meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal yang kemudian berkehendak mempertemukan nalar wahyu dengan amanah keintelektualan sebagai modal untuk memikirkan dan merumuskan kerja-kerja peradaban untuk Indonesia.
Gerakan Sosial independen, paradigma berikutnya bahwa KAMMI adalah gerkan yang kritis menyerang sistem peradaban yang sifatnya materialistik kenudian bergerak secara kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan. KAMMI berkehendak membangun Indonesia melalui gerak horisontal peduli akan masalah-masalah sosial yang terjadi di negeri ini.
Gerakanpolitik ekstra parlementer, merupakan paradigma yang terakhir menggambarkan gerak KAMMI adalah gerak melawan tirani dan menegakan nilai-nilai keadilan. Bergerak berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis mengintrol tanduk kekuasaan (politik) tertinggi dalam menjalankan peran sebagai trias politika yang seharusnya mengemban amanah rakyat. Sehingga akan timbul pengaruh yang berasal dari eksternal parlementer.
Dan semua paradigma ini berjalan dalam koridor karakter KAMMI menjadi organisasi kader (harokatul tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul ‘amal) memadukan keduanya menggerakan para kader-kadernya untuk membangun Islam, membangun peradaban dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan dirahmati oleh Allah swt. Maka jadilah KAMMI  secercah cinta Allah swt untuk Indonesia yang patut di syukuri.

                                                        Purwokerto, 4 April 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More