About

Pages

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 23 September 2012

Pecahan jiwa dalam melodi air mata



melodi gitar merajuki ku yang termenung.
ia membawaku ke dalam ruang sedih.
bergetarlah harapan itu menggemparkan
dan menarik aliran air mata yang perlahan turun dari celah yang binar.

petikan dawainya menyatu dengan irama hati yang sedang diam
termenung memandangi wajah langit yang tak beseri lagi

bertuturlah bibir ini bergerak membisikan rindu
dan aku berperan menjadi punuk yang merindu itu
semburat mahameru menduduki dada ini
 dan tersesakilah ia dengan kemuraman senyum

ku tutup kelopak mata dan ku menerawang lebih dalam
nada-nada yang semakin menderaskan aliran kesedihan
adakah butir cinta dapat ku rajut menjadi
sebuah tali kokoh yang akan menuntunkun berjalan
mendatangi sang empuya jiwa ini.

bola mata yang berbinar semakin menjerit ketika ku tutup
dunia pun lenyap dan hadirlah klise-klise harapan yang kunjung tertunai..

dan kini air mata itu telah sampai di ujung dagu
ia telah melewati jalur pipi yang tak rata
perlahan mulai menjatuhkan diri
 bersama asa yang tak menyala lagi

dan aku ingin tidur sejenak
mengaharap masih ada mimpi yang bisa di putar
ku jejaki alam indah penuh pesona
dan serpihan rindu ingin memecahkan sepi

aku yang terpenjara
ingin mati dari  kematian...


Eru Zain...

Rabu, 19 September 2012

Behind The Scene, Ketika Tulisanku Pertama Kali Di Muat Di Koran


oleh Aaerutea Eru Zain pada 20 September 2012 pukul 0:07 ·



Bismillah...
Hanya ingin meluapkan saja rasa kesyukuran kepada Allah SWT.  Alhamdulillah mendapatkan sebuah kebahagiaan yang mungkin perasaan ini pernah dirasakan oleh hamba-hamba Allah yang telah lebih dulu di perkenankan oleh Nya. Jika seseorang pengusaha yang sukses dengan perusahaannya ia bersyukur dengan cara berbagi mengeluarkan sebagian hartanya untuk di bersihkan atau di shadaqahkan maka menurutku seorang penulis bersyukur dengan cara berbagi inspirasi kepada yang lain dengan terus menulis. Oleh karena itu tulisan ini aku buat untuk mengungkapkan rasa syukur itu. OK, ini tentang cerita ketika pertama kali tulisanku tembus di koran. Berawal dari rasa pengharapanku ketika aku dan kawan satu departemen di Kebijakan Publik KAMMI Daerah Purwokwerto. Waktu itu kami menggagas program lomba essai untuk para kader. Rencananya essai yang terkumpul akan di bukukan dan punya ruh gerakan di balik agenda tersebut.  Rencananya tema essainya itu mengenai gagasan kritis terhadap kinerja Pemerintahan Kabupaten Banyumas soalnya dalam waktu beberapa bulan lagi akan ada pesta demokrasi yaitu pilkada Banyumas. Harapannya kader terpicu untuk beramal ilamiy melalui tulisan.
Aku pikir jika essai-essai yang di rencanakan telah masuk media terlebih dahulu maka tentunya punya daya jual yang lebih ketika nanti dikumpulkan untuk di susun menjadi buku. Selain itu kami merencanakan pula beberapa tokoh publik akan kami minta pula untuk menyumbangkannya. Karena begitu minim partisipasi dari kader, akhirnya agenda ini kita padukan dengan agenda kaderisasi yaitu SCGD (Short Course Gerakan Daerah). Kegiatan berupa kunjungan ke tokoh yang ada di Banyumas dan syarat untuk mengikutinya adalah membuat tulisan essai dengan tema yang telah di maksud. Beberapa kader pun mengikuti agenda tersebut dan mereka yang mengikutinya mempunyai tugas menulis tersebut dan berhutang jika belum menunaikannya. Waktu SCGD pun berakhir namun ternyata kader sangat susah untuk bergegas menulis bahkan yang menunaikan tugas itu hanya beberapa saja tidak sampai penuh lima jariku untuk mewakili mereka. Ya sudahlah aku berinisiatif mengirimkan tulisanku yang awalnya sebagai tugas itu ke media. Aku memilih harian Satelit Post. Sebelumya ada rekanku wapres BEMU telah mengirimkan tulisan kesana dan berhasil di muat.  Bukan Koran yang besar memang namun terakhir aku mendapatkan isu kalau pendapatan satelit post telah melebihi pendapatan media sejenis yang lainnya yang ada di Banyumas. Tetapi entah akan di teruskan atau tidak proyek pengumpulan tulisan itu rasanya masih jauh sekali apalagi sampai untuk di cetak menjadi naskah buku.
Karena bingung awalnya menentukan judul, aku memberikan judul artikel itu dengan tajuk “Banyumas oh Banyumas”. Akupun memutar otak memikirkan judul yang layak untuk di muat di media. Maka aku pun mengganti tajuknya dengan judul “kemanakah kumandang visi misi kepemimpinan Banyumas”.    Aku pun melakukan edit sedikit karena yang kutahu karakter tulisan yang akan di kirim ke satelit post itu di batasi jumlah karakternya. Dari empat halaman essai tereduksilah menjadi dua halaman saja. Dan pagi itu hari Selasa tanggal 18 September 2012 aku resmi mengklik ikon “send” di akun gmailku melayangkan email ke redaksi. Waktu itu tak punya harapan banyak. Dan tepat esok harinya Rabu, 19 September 2012 sekitar jam delapan pagi ada kawanku akh Muharam yang sms “Tulisan Eru Zain masuk satelit post”. Kemudian beliau sms lagi “akh tulisan antum tolong kirim ke emailnya pak Arif yah...”. Waktu itu aku baru bangun karena bakda shalat subuhnya aku lanjut tiduran di kasur sambil berdzikir. Sambil menguap dan mengucek mata aku bangun jam delapan lebih dan pada saat itulah aku terkejut membaca sms dari kawanku itu. Tersentaklah aku pada saat itu. Kaget, aneh, terkejut, sekaligus tersenyum puas dan merasa senang mendapat kabar itu. Pasalnya  baru satu hari tulisan itu langsung di muat. Dan anehnya dari yang aku tahu kalau tulisan kita dimuat di media maka media tersebut memberitahukan, tapi nyatanya aku tak mendapati kabar dari media tersebut. Padahal aku sudah menyertakan nomor Hpku bersama di dalam kiriman tulisan pada saat itu. Aku pun bergegas ingin melihat tulisanku yang di muat itu. Maka aku pergi ke tempat dimana biasa koran itu di jajakan. Dan aku pun tersenyum melihat foto narsisku nampang di pojok tulisan. Dan ternyata judul tulisanku ada yang di buang oleh editor dari yang bertajuk “kemanakah kumandang visi misi kepemimpinan Banyumas?” dan yang di muat berjudul “kemanakah  visi misi kepemimpinan Banyumas?”,kata “kumandang” dihapus oleh editor. Tak apa mungkin dianggap rancu. Yang penting narsis. Hehe maklum orang Bogor yang punya slogan “biar tekor yang penting kasohor” katanya. Tapi aku berlindung kepada Allah dari sifat ingin kasohor/ingin di pandang.
Aku pun bergegas mengirimkan forwad email ke pak Arif. Oh iya mungkin kawanku akh Muharam yang mengabarkan tuliasan itu ke pak Arif. Yang katanya ingin membaca tulisanku.  Lalu siapakah pak Arif itu ? Beliau adalah salah satu tokoh di Wilayah Jawa Tengah tepatnya beliau salah satu orang yang berkecimpung di salah satu partai politik. Dan merupakan salah satu tokoh yang aku bertandang kerumah beliau ketika agenda SCGD.   Semakin menyungginglah senyumku. Dan tak lupa aku memuji rabbku. Segala puji bagi Allah swt dzat yang telah berfirman Alquran Surat Al Qalam. Terimakasih yang telah menginspirasiku untuk mencoba mengirimkan tulisan ke koran. Akh Jusman Dalle yang tulisannya telah banyak yang di muat di koran, Akh Khoirun Wapres BEMU yang pernah menyuruhku menulis dan mengirimnya kemedia, mas Bramma Aji Putra dengan tuntunan dalam bukunya “Menembus Koran Edisi II”, mas Muharam juga yang ngasih kabar via smsnya mungkin kalau gak di sms mungkin saya gak bakal tahu. Buat redaktur Satelit post bilang makasih ngga yah ? tik tok tik tok... mikir dulu,,, eh iya deh bilang makasih aja. Hehehe.

Salam Pena ....
Eru Zain

KAMMI PURWOKERTO BEKALI RATUSAN MAHASISWA BARU



            Ratusan Mahasiswa Baru dari berbagai fakultas di Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) berkumpul berjejalan memasuki gedung Roediro Fakultas Ekonomi, Senin 10 September 2012. Pukul 13.00 WIB acara dimulai. Acara ini berupa Talkshow Pengenalan Dunia Kampus. Talk Show yang di adakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), terkhusus dua komisariat yaitu Komisariat Soedirman (KOMSOED) dan Komisariat Thoriq Bin Ziyad (KATHOZA) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Muslim Kedokteran HMMK UNSOED.
Siang yang lumayan terik tak menghentikan ratusan mahasiswa baru untuk datang dan mengikuti acara yang bertemakan “Pecahkan Waktu Tunjukan Jatidirimu “ ini. Talk Show ini cukup kaya akan gizi informasi, pasalnya muatan Talk Show begitu sangat penting bagi mahasiswa baru. Di dalamnya di gelar bincang mengenai banyak hal, diantaranya : cara asyik menjadi mahasiswa berprestasi, cara jitu jadi pengusaha muda, urgensi berorganisasi, kiat meraih beasiswa sampai share pengalaman keluar negeri ketika kuliah ini. Beberapa pembicara pun di datangkan untuk berbagi dengan ratusan mahasiswa itu dan canggihnya lagi semua pembicara adalah para kader-kader KAMMI yang terbaik di bidangnya masing-masing terkecuali satu pembicara yang bukan kader KAMMI jelas saja karena di acara tersebut POLRES Banyumas mengirimkan perwakilannya untuk menjadi pembicara juga.
Talk Show berlangsung dengan dua sesi. Sesi pertama berbicara tentang hal penting yang harus di lakukan mahasiswa. Agar mahasiswa baru ikut berkontribusi untuk menjadi pribadi yang berbeda dari yang lain. Agar mahasiswa tak hanya menjadi menara gading yang tak peduli dengan apa yang selayaknya di lakukan pemuda di negeri ini. Di bicarakan dengan gamblang beberapa bekal informasi yang intinya mahasiswa baru harus mulai menata diri menjadi calon pemimpin yang berkarakter, mandiri dalam kehidupan finansial dengan belajar menjadi enterpreneur ketika menjadi mahasiswa dan tak lupa Presiden BEM universitas pun yang notabene kader KAMMI juga ikut berbagi berbicara tentang urgensi menjadi aktivis mahasiswa. Share salah satu pembicara tentang pengalamannya ke Jepang dan berbagi informasi tentang negara matahari terbit itu pun ikut menghangatkan pembicaraan Talk Show siang itu. Di sela-sela acara di tampilkan pula hiburan berupa tembang-tembang musik nasyid acapela, maka serempak mahasiswa baru berdecak kagum dan berkali-kali menghujaninya dengan tepukan tangan yang meriah.
Ba’da Ashar acara di lanjutkan dengan sesi kedua. Kali ini yang menjadi bahan obrolan adalah tentang bagaimana menjadi mahasiswa yang tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak di inginkan seperti terbawa oleh aliran sesat dan lain sebagainya. Pembicaranya dari POLRES Banyumas. Pembekalan ini betapa penting karena tenyata mahasiswa baru adalah mangsa empuk bag mereka-mereka para kumpulan orang-orang yang cenderung melakukan gerakan-gerakan destruktif bagi negeri ini. Di akhir acara panitia membagi-bagikan door prize diantaranya ATK, Flash Disk, stiker sampai modem dan HP maka berebutlah mahasiswa yang ada diruangan ber-AC itu sejenak menjadi ruangan yang hangat.
Acara ini di gelar untuk berbagi sekaligus ajang memperkenalkan KAMMI kepada mahasiswa baru dan berpartisipasi dalam berbaga kegiatan-kegiatan mendatang yang di motori oleh kader-kader KAMMI. 

Eru Zain

Mushola Al hidayah, Grendeng Purwokerto 23 Syawal 1433... "menapaki langkah awal membentuk biah Islami"


Bismillah...

Ba'da Shalat subuh... pemuda itu. bergerilia dari satu kost ke kost yang lain... menepuk daun pintu beberapa kosan ikhwan dan sekaligus daun pintu kamar-kamarnya juga... dari semalam persiapan itu di mulai. Dari mengingatkan ustadz, menjarkomkan sms undangan, Sampai komunikasi petua kosan dan izin pak RT. Beberapa ikhwan telah berkumpul di mushola yang hanya berukuran lebih kurang lima kali lima meter di bilangan Grendeng Purwokerto. Beberapa dari ikhwan masih terkantuk dan mata mereka masih mengharapkan meneruskan lelapnya terpejam. Sang Ustadz sudah lebih pagi bertandangdengan senyumnya yang hangat. Maka seorang ikhwan menyerahkan segelas teh hangat tongji yang airnya telah mulai mengkeruh.

Majlis itu pun di buka dengan syahdunya bacaan basmalah dan tilawatil quran salah satu ikhwan. Sang ustadz telah dipersilahkan berceloteh oleh moderator. Maka beberapa ikhwan di majlis itu segera meluruskan niat dan mengharap turunnya malaikat untuk turut bersimpuh membersamai mereka. Beberapa patah kata telah terlontar dari lisan sang ustadz. Ba'da tahmid dan salam. Kami di bawa untuk melihat dunia di belahan waktu yang lampau. Kisah Bapaknya para nabi begitu kronologis di sampaikan. Dan kembali membuka ingatan dari masing-masing kami tentang kisah itu. Terceritakan pula kisah hikmah tarbiyah rasulullah di rumah sahabat Arqam bin abil Arqam sampai sekelumit kisah semangat para pendahulu gerakan pemuda muslim di bumi  piramida.

Ini momentum awal bagi para ikhwan yang Kost mereka hampir saling berdekatan. Ini sebuah jejak pengokohan tali silaturahmi kami sampai berharap dapat tercerahkannya hati-hati ini dan bertambahnya pula asupan otak kami tentang Al Islam. Ini adalah salah satu bentu islah sekaligus mempraktekan juga. Bahwa kesholehan tak hanya di bangun secara individual namun secara komunal pun juga harus. Ini sebagai jejak untuk menginspirasi masyarakat agar mereka terbawa dengan arus keimanan yang sejatinya menentramkan.

Ini tak seberapa memang. Kami banyak belajar dari para pendahulu kami yang telah lama bersentuhan mewajahkan Al Islam pada lingkungan yang mereka tinggali. 
“Manusia ibarat logam, terpilihnya mereka semasa jahiliyyah, terpilihnya mereka semasa Islam, sekiranya mereka faham.. Ada semangat yang hendak kami tularkan kepada sesama kami dn kepada orang yang di sekitar kami. Bahwa tatanan yang rabbani itu harus mulai di bangun. dan para pemudalah yang harus mengawalinya. 


Dengan riuh, terkadang beberapa ikhwan tertawa kecil ketika ada celoteh ustadz yang menggelitik rahang-rahang kami. Dan fajar pagi pun mulai mengintip di timur sana. Cahaya sejuknya mulai menyapa. Maka kajian pun di akhiri namun beberapa ikhwan masih asyik bercengkrama di Mushola. saling berbagi kabar dan informasi. Semoga langkah awal ini dapat kami jaga ke istiqamahannya dan tetap menjadi agenda-agenda yang senantiasa di teruskan oleh para penerus generasi-geneasi yang akan datang.

Purwokerto, 23 Syawal 1433 H
Lelaki yang sekarang tinggal di lantai dua Wisma Al bana.
Eru Zain...

Tak harus membenci senja



Di kala senja tiba. mungkin banyak yang kita lalui hari ini. Pemuda itu datang menyapa senja dengan wajah yang penuh letih. kehidupan dunia adalah ujian bagi manusia. jika di dapati kelelahan setelah berbagai ujian menggerayangi jiwa dan raga ini. maka sikap yang paling baik adalah berikhlas. jauh dari salah satu ruang terdalam di dalam hati akan meminta hak untuk rehat dari berbagai kehidupan yang fana. dunis memang harus di genggam oleh tangan maka alangkah bijaknya jika kita menyiapkan tangan kekar untuk di persiapkan menggenggam dunia. dan akhirat, maka akhirat harus memenuhi rongga dada ini. dan senja adalah pintu menuju malam. di malam lah seharusnya hati ini mendapatkan suplay lebih. dan tak harus kita membenci senja. jika senja memang akan membukakan pintu sapaannya bahwa malam siap menemani kita untuk lebih dekat dengan sang pemilik hati sekaligus pemilik raga kita. tak harus membenci senja jika karena kau mencintai pagi. biarkan senja dan pagi semuanya menyapa kita dengan cara mereka masing-masing. dan tak harus membenci senja jika terang matahari senja sebenarnya begitu meneduhkan. tak harus membenci senja jika kita tak merasa puas dengan terik siang hari karena itulah manusia yang tak sepi dari ketidakpuasan. tak harus membenci senja ada harapan bersama senja. dan salah satu harapku ketika bertemu dengan senja. ada bidadari yang membersamaiku untuk melantunkan dzikir-dzikir petang. belum ada untuk saat ini mungkin masih ilusi. dan semoga bersama senja aku tak lupa bahwa besok sambil menatap senja yang beranjak meninggalkan pelupuk. aku duduk berdua, bertiga atau berempat bahkan lebih banyak. ah tidak cukup duduk berdua dan bergandengan menatap senja bersama sang kekasih. Bersama cinta tak harus membenci syurga...

Pemuda itu semoga tidak sedang "GALAU"

Malam tadi, selepas isya. pemuda itu sengaja berjalan-jalan santai sendirian. ia kali ini memilih hanya berjalan kaki dan membiarkan sepeda motor yang biasa menemaninya beristirahat seharian lebih tak ia sentuh . Menelusuri jalan kampus kemudian jalan HR Bunyamin dan bertandang sejenak ke kosan kawannya di bilangan gunung sumbing itu pun hanya sekedar untuk menanyakan pakaian yang ia titipkan beberapa hari lalu. Melanjutkan menuju jalan Gunung Muria setelah menggesekan kartu ATM dan mengambi beberapa lembaran uang kertas dari mesin itu.  Ia berniat melihat beberapa fenomena di yang ia temui berharap ada yang dapat mencerahkan kondisi hatinya dan membawa angin inspirasi untuk di goreskan. seperti biasa tak ada yang aneh yang didapat dari jalan kakinya malam ini. ia hanya membayangkan jika malam itu gerimis tentunya akan menjadi moment yang cukup membuat hatinya tersenyum. karena berjalankaki bersama gerimis itu merupakan salah satu momen kesukaannya. beberapa gerombolan mashasiswi yang sedang berjalan bersama dari bagaimana cara mereka menobrl pemuda itu menyangka bahwa gerombolan itu sepertinya mahasiswa baru. dan di beberapa kos-kosan yang ia lewati beberapa diantara os-kosan itu terlihat merekaang sepertinya sedang asyk membuat berbagai penugasan OSPEK karena besok memang waktu mereka untk di ospek di fakltas mereka masing-masing. Setelah cukup berkeringat ia berjalan maka pemuda itu memutukan untuk mampir di salah datu pedagang kaki lima di pinggir stadion Grendeng dan ia memesan satubungkus nasi goreng spesial. ya Spesial dan ternyata haraganya spesial pula Rp. 12 ribu cukup mahal untuk sebungkus nasi goreng di kota itu. Spesial itu karena ia memesan nasi goreng pete ini mungkin kali yang ke empat selama ia berada di kota ini. sampai detik itu tak ada hal yang berkesan yang ia lalui. namun beberapa detik kemudian di sela waktu ia menunggui makanan yang ia pesan selesai di sajikan.

Pemuda itu memandangi beberapa orang-orang yang melintas di jalan. ada yang berjalan kaki dan banyak pla yang berkendaraan sepeda motor bahkan beberapa mobil masih segan melintas. Ada yang sendirian dan banyak pula yang berpasangan mungkin mereka sepasang kekasih atau hanya sebatas teman saja. Yang jelas pemuda itu sedang sendirian. Pemuda itu masih memandangi jalanan berdebu. di seberang jalan di depan tempat fotokopi ia mandang lebih serius lagi sepertinya ada yang ia kenal. sepeda motor itu ia pandangi dari seberang jalan dan tak lama ia melihat dan benar ia bersama pemiliknya. Pemiliknya itu sekuntum bunga. sekuntum bunga yang beberapa kali pernah bertemu di rumah sakit. Jelas saja rumah sakit karena besok ia akan jadi Dokter muda...

Pemuda itu malu. Malu menatap sekuntum bunga. karena ia bunga haroki. satu kuntum dari banyaknya kuntum bunga-bunga haroki. Pemuda itu bukan apa-apa di bandingkan bunga haroki. bahkan i pemuda itu hanya tangan yang tak kekar baka untuk menopang dirinya saja. Salam ukhuwah dari pemuda itu . . .  bersama senyum bintang. EruZain Purwokerto 6 September 2012.
Suka · · · Bagikan · Hapus

mendebarkan #episode2 awal

Proses birokrasinya semakin mendebarkan mendekati waktu2 terakhir sebelum pergi kembali menuju kampus. Dari raut wajah dan pertanyaan-pertanyaannya aku hanya membaca rasa kekhawatiran dan rasa jenuh menungguku. atau itu hanya signal saja. ah... aku terlalu bodoh jika hanya menerka tanpa menanyakan langsung. Yang jelas aku belum puas untuk berkelana lagi... Di pihak lain nun jauh di bumi antah berantah. Ada yang mulai kelihatan agak cemas. namun kembali bisa saja ini hanya rasa-rasaku saja yang belum tentu benar. Imanku tak sehebat Sahabat Abu bakar yang Pirasatnya sangat mendekati kesejatian bahkan terdengar langsung di hati para kekasihnya.
aku melihatnya cemas ataukah aku yang sedang cemas. semoga bukan aku... Ini misteri aku jadi tak mampu menengadahkan pandang karena aku tak kuasa... ada rencanaNya yang lebih indah nan lebih Agung... "bismillah" saatnya beristikharah...

Decak Peradaban

                Allah SWT telah merancang desain episode indah para hambanya. Aku membaca sedikit saja tentang keseluruhan kronologis kehidupan bumi dari awal bumi di ciptakan kemudian Adam Alaihi salam di turunkan ke bumi sampai kelak bumi di hancurkan. inilah zaman, setiap massanya mempunyai jalannya sendiri yagn harus dilalui oleh hambaNya yang beriman dan tetap akan ada pelaku pejuang yang memikul peradaban atas nama Allah SWT.  Aku mulai faham desain itu. Sampai aku ikuti pelajaran dan bahkan menjadi saksi hidup menyaksikan bagian kecil episode akhir zaman ini. Indah memang perjuangan itu, semangat zaman memberiku wawasan menyeluruh tentang risalah insan. Mulutku berdecak seraya mengucapkan tasbih. Akhirnya ada visi besar yang harus di tunaikan. Pandanglah sesuatu dari bukit tinggi maka tak hanya rumahmu yang akan kau melihat. Namun dunia sekaligus akhirat akan kita tatap. 

                   Manusia agung itu, lelaki yang jantan yang bernama Muhammad SAW pun berdiri tegak di atas bukit memandangi Makkah dan berbagai hegemoni masyarakatnya. Lalu hari ini masih adahkah pemuda yang menatap kecil saja bagian dari dunia ini dengan menyeluruh. Entahlah, masih adahkah pemuda yang menatap dunia ini. Menatap dunia, menatap Indonesia, atau hanya menatap dirinya sendiri  kemudian membuat visi besar di dalamnya. Aku mungkin tak mampu merealisasikan mimpi besar itu. Namun setidaknya umat ini butuh membuka matanya dan melihat aliran sungai-sungai kecil yang airnya mengalir menuju muara samudera peradaban umat ini. Ini berbicara tentang bagaimana kita memandang hidup. Karena pengaruhnya bahkan harganya akan mempengaruhi goresan amal yang akan kita lakukan Bagaimana tidak jemu dengan kelelahan yang di hadapi. Tapi energi itu akan kembali merasuk pad tubuh ini. Membawakan hembusan dan senyum yang membersamai  goresan amal kita. Manusia diciptakan dengan bentuk yang sempurna. Yang kukagumi dari manusia adalah sala satunya kemampuan untuk menakar dan menghitung bahkan dengan Tuhannya sekalipun ia tetap hitung-hitungan. Allah memang maha mengerti. Tahu sekali tabiat mahlukNya.

Blog Baru

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More