About

Pages

Rabu, 19 September 2012

Decak Peradaban

                Allah SWT telah merancang desain episode indah para hambanya. Aku membaca sedikit saja tentang keseluruhan kronologis kehidupan bumi dari awal bumi di ciptakan kemudian Adam Alaihi salam di turunkan ke bumi sampai kelak bumi di hancurkan. inilah zaman, setiap massanya mempunyai jalannya sendiri yagn harus dilalui oleh hambaNya yang beriman dan tetap akan ada pelaku pejuang yang memikul peradaban atas nama Allah SWT.  Aku mulai faham desain itu. Sampai aku ikuti pelajaran dan bahkan menjadi saksi hidup menyaksikan bagian kecil episode akhir zaman ini. Indah memang perjuangan itu, semangat zaman memberiku wawasan menyeluruh tentang risalah insan. Mulutku berdecak seraya mengucapkan tasbih. Akhirnya ada visi besar yang harus di tunaikan. Pandanglah sesuatu dari bukit tinggi maka tak hanya rumahmu yang akan kau melihat. Namun dunia sekaligus akhirat akan kita tatap. 

                   Manusia agung itu, lelaki yang jantan yang bernama Muhammad SAW pun berdiri tegak di atas bukit memandangi Makkah dan berbagai hegemoni masyarakatnya. Lalu hari ini masih adahkah pemuda yang menatap kecil saja bagian dari dunia ini dengan menyeluruh. Entahlah, masih adahkah pemuda yang menatap dunia ini. Menatap dunia, menatap Indonesia, atau hanya menatap dirinya sendiri  kemudian membuat visi besar di dalamnya. Aku mungkin tak mampu merealisasikan mimpi besar itu. Namun setidaknya umat ini butuh membuka matanya dan melihat aliran sungai-sungai kecil yang airnya mengalir menuju muara samudera peradaban umat ini. Ini berbicara tentang bagaimana kita memandang hidup. Karena pengaruhnya bahkan harganya akan mempengaruhi goresan amal yang akan kita lakukan Bagaimana tidak jemu dengan kelelahan yang di hadapi. Tapi energi itu akan kembali merasuk pad tubuh ini. Membawakan hembusan dan senyum yang membersamai  goresan amal kita. Manusia diciptakan dengan bentuk yang sempurna. Yang kukagumi dari manusia adalah sala satunya kemampuan untuk menakar dan menghitung bahkan dengan Tuhannya sekalipun ia tetap hitung-hitungan. Allah memang maha mengerti. Tahu sekali tabiat mahlukNya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More