About

Pages

Rabu, 19 September 2012

Mushola Al hidayah, Grendeng Purwokerto 23 Syawal 1433... "menapaki langkah awal membentuk biah Islami"


Bismillah...

Ba'da Shalat subuh... pemuda itu. bergerilia dari satu kost ke kost yang lain... menepuk daun pintu beberapa kosan ikhwan dan sekaligus daun pintu kamar-kamarnya juga... dari semalam persiapan itu di mulai. Dari mengingatkan ustadz, menjarkomkan sms undangan, Sampai komunikasi petua kosan dan izin pak RT. Beberapa ikhwan telah berkumpul di mushola yang hanya berukuran lebih kurang lima kali lima meter di bilangan Grendeng Purwokerto. Beberapa dari ikhwan masih terkantuk dan mata mereka masih mengharapkan meneruskan lelapnya terpejam. Sang Ustadz sudah lebih pagi bertandangdengan senyumnya yang hangat. Maka seorang ikhwan menyerahkan segelas teh hangat tongji yang airnya telah mulai mengkeruh.

Majlis itu pun di buka dengan syahdunya bacaan basmalah dan tilawatil quran salah satu ikhwan. Sang ustadz telah dipersilahkan berceloteh oleh moderator. Maka beberapa ikhwan di majlis itu segera meluruskan niat dan mengharap turunnya malaikat untuk turut bersimpuh membersamai mereka. Beberapa patah kata telah terlontar dari lisan sang ustadz. Ba'da tahmid dan salam. Kami di bawa untuk melihat dunia di belahan waktu yang lampau. Kisah Bapaknya para nabi begitu kronologis di sampaikan. Dan kembali membuka ingatan dari masing-masing kami tentang kisah itu. Terceritakan pula kisah hikmah tarbiyah rasulullah di rumah sahabat Arqam bin abil Arqam sampai sekelumit kisah semangat para pendahulu gerakan pemuda muslim di bumi  piramida.

Ini momentum awal bagi para ikhwan yang Kost mereka hampir saling berdekatan. Ini sebuah jejak pengokohan tali silaturahmi kami sampai berharap dapat tercerahkannya hati-hati ini dan bertambahnya pula asupan otak kami tentang Al Islam. Ini adalah salah satu bentu islah sekaligus mempraktekan juga. Bahwa kesholehan tak hanya di bangun secara individual namun secara komunal pun juga harus. Ini sebagai jejak untuk menginspirasi masyarakat agar mereka terbawa dengan arus keimanan yang sejatinya menentramkan.

Ini tak seberapa memang. Kami banyak belajar dari para pendahulu kami yang telah lama bersentuhan mewajahkan Al Islam pada lingkungan yang mereka tinggali. 
“Manusia ibarat logam, terpilihnya mereka semasa jahiliyyah, terpilihnya mereka semasa Islam, sekiranya mereka faham.. Ada semangat yang hendak kami tularkan kepada sesama kami dn kepada orang yang di sekitar kami. Bahwa tatanan yang rabbani itu harus mulai di bangun. dan para pemudalah yang harus mengawalinya. 


Dengan riuh, terkadang beberapa ikhwan tertawa kecil ketika ada celoteh ustadz yang menggelitik rahang-rahang kami. Dan fajar pagi pun mulai mengintip di timur sana. Cahaya sejuknya mulai menyapa. Maka kajian pun di akhiri namun beberapa ikhwan masih asyik bercengkrama di Mushola. saling berbagi kabar dan informasi. Semoga langkah awal ini dapat kami jaga ke istiqamahannya dan tetap menjadi agenda-agenda yang senantiasa di teruskan oleh para penerus generasi-geneasi yang akan datang.

Purwokerto, 23 Syawal 1433 H
Lelaki yang sekarang tinggal di lantai dua Wisma Al bana.
Eru Zain...

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More