About

Pages

Rabu, 19 September 2012

Pemuda itu semoga tidak sedang "GALAU"

Malam tadi, selepas isya. pemuda itu sengaja berjalan-jalan santai sendirian. ia kali ini memilih hanya berjalan kaki dan membiarkan sepeda motor yang biasa menemaninya beristirahat seharian lebih tak ia sentuh . Menelusuri jalan kampus kemudian jalan HR Bunyamin dan bertandang sejenak ke kosan kawannya di bilangan gunung sumbing itu pun hanya sekedar untuk menanyakan pakaian yang ia titipkan beberapa hari lalu. Melanjutkan menuju jalan Gunung Muria setelah menggesekan kartu ATM dan mengambi beberapa lembaran uang kertas dari mesin itu.  Ia berniat melihat beberapa fenomena di yang ia temui berharap ada yang dapat mencerahkan kondisi hatinya dan membawa angin inspirasi untuk di goreskan. seperti biasa tak ada yang aneh yang didapat dari jalan kakinya malam ini. ia hanya membayangkan jika malam itu gerimis tentunya akan menjadi moment yang cukup membuat hatinya tersenyum. karena berjalankaki bersama gerimis itu merupakan salah satu momen kesukaannya. beberapa gerombolan mashasiswi yang sedang berjalan bersama dari bagaimana cara mereka menobrl pemuda itu menyangka bahwa gerombolan itu sepertinya mahasiswa baru. dan di beberapa kos-kosan yang ia lewati beberapa diantara os-kosan itu terlihat merekaang sepertinya sedang asyk membuat berbagai penugasan OSPEK karena besok memang waktu mereka untk di ospek di fakltas mereka masing-masing. Setelah cukup berkeringat ia berjalan maka pemuda itu memutukan untuk mampir di salah datu pedagang kaki lima di pinggir stadion Grendeng dan ia memesan satubungkus nasi goreng spesial. ya Spesial dan ternyata haraganya spesial pula Rp. 12 ribu cukup mahal untuk sebungkus nasi goreng di kota itu. Spesial itu karena ia memesan nasi goreng pete ini mungkin kali yang ke empat selama ia berada di kota ini. sampai detik itu tak ada hal yang berkesan yang ia lalui. namun beberapa detik kemudian di sela waktu ia menunggui makanan yang ia pesan selesai di sajikan.

Pemuda itu memandangi beberapa orang-orang yang melintas di jalan. ada yang berjalan kaki dan banyak pla yang berkendaraan sepeda motor bahkan beberapa mobil masih segan melintas. Ada yang sendirian dan banyak pula yang berpasangan mungkin mereka sepasang kekasih atau hanya sebatas teman saja. Yang jelas pemuda itu sedang sendirian. Pemuda itu masih memandangi jalanan berdebu. di seberang jalan di depan tempat fotokopi ia mandang lebih serius lagi sepertinya ada yang ia kenal. sepeda motor itu ia pandangi dari seberang jalan dan tak lama ia melihat dan benar ia bersama pemiliknya. Pemiliknya itu sekuntum bunga. sekuntum bunga yang beberapa kali pernah bertemu di rumah sakit. Jelas saja rumah sakit karena besok ia akan jadi Dokter muda...

Pemuda itu malu. Malu menatap sekuntum bunga. karena ia bunga haroki. satu kuntum dari banyaknya kuntum bunga-bunga haroki. Pemuda itu bukan apa-apa di bandingkan bunga haroki. bahkan i pemuda itu hanya tangan yang tak kekar baka untuk menopang dirinya saja. Salam ukhuwah dari pemuda itu . . .  bersama senyum bintang. EruZain Purwokerto 6 September 2012.
Suka · · · Bagikan · Hapus

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More