About

Pages

Minggu, 10 Februari 2013

Pecahan jiwa dalam melodi air mata

melodi gitar merajuki ku yang termenung.
ia membawaku ke dalam ruang sedih.
bergetarlah harapan itu menggemparkan
dan menarik aliran air mata yang perlahan turun dari celah yang binar.

petikan dawainya menyatu dengan irama hati yang sedang diam
termenung memandangi wajah langit yang tak beseri lagi

bertuturlah bibir ini bergerak membisikan rindu
dan aku berperan menjadi punuk yang merindu itu
semburat mahameru menduduki dada ini
 dan tersesakilah ia dengan kemuraman senyum

ku tutup kelopak mata dan ku menerawang lebih dalam
nada-nada yang semakin menderaskan aliran kesedihan
adakah butir cinta dapat ku rajut menjadi
sebuah tali kokoh yang akan menuntunkun berjalan
mendatangi sang empuya jiwa ini.

bola mata yang berbinar semakin menjerit ketika ku tutup
dunia pun lenyap dan hadirlah klise-klise harapan yang kunjung tertunai..

dan kini air mata itu telah sampai di ujung dagu
ia telah melewati jalur pipi yang tak rata
perlahan mulai menjatuhkan diri
 bersama asa yang tak menyala lagi

dan aku ingin tidur sejenak
mengaharap masih ada mimpi yang bisa di putar
ku jejaki alam indah penuh pesona
dan serpihan rindu ingin memecahkan sepi

aku yang terpenjara
ingin mati dari  kematian...


Eru Zain...

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More