“Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia
Ketika cinta bertasbih bagai cah'ya tak bertepi
Anugerah terindah itu yang ku impikan
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi
Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia”
(kcb original version)
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia
Ketika cinta bertasbih bagai cah'ya tak bertepi
Anugerah terindah itu yang ku impikan
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi
Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi
Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia”
(kcb original version)
Im, aku masih
merinduimu saat ini. Aku pun masih tetap menaruh hormat padamu. Tapi ada
sesuatu yang kuinginkan darimu. Sampai di sini kau masih kuat menjaga dirimu.
Sedang aku, telah banyak yang aku lakukan hal yang tak terpuji. Aku bisa jadi
tak pantas untuk menyukaimu. Namun hatiku telah bersepakat menjadikanmu sebagai
salah satu episode cinta di dalam lembaran hidupku. Im, tahukah kau tentang
perasaanku ini ? Aku ingin kau mengetahuinya. Sampai saat ini pesonamu sukar
kuhapuskan di benak ini. Aku pun mencatat waktu ketika awal-awal aku
mengenalmu. Waktu itu di bulan desember 2008 di kota itu. Dan satu hal yang
membuatku sedih adalah ketika kita berpisah setelah kita pulang dari
"bidal". Waktu itu yang ada di pikiranku adalah hanya kata perpisahan
yang aku tak tahu apakah aku kan berjumpa denganmu lagi ataukah tidak. Kini aku merindui kabarmu im yang
senyap menjaga kesucianmu.
Belum ada yang
menggesermu di hatiku. Yang akan jadi masalah bagiku adalah apakau kau
mempunyai rasa seperti itu ?. Kadang aku ingin menertawakan diriku sendiri im.
Aku ini seperti anak smp saja yang baru pertama kali jatuh cinta. Aku ingin meminta
maaf im jika aku telah lancang pernah mencoba masuk kedalam hidupmu. Tapi hari
ini aku tak berani lagi untuk lancang seperti dulu. Aku hanya mengharapkan
kelak kau mungkin akan meridhai cintaku. Dan tentunya aku pun akan ikhlas atas
apa yang akan rabb kita anugerahkan kepada kita di masa yang akan datang. Ibnu
qayyim al jauziyah pernah berucap mendefinisikan cinta bahwa "cinta adalah
gerak para pecinta menuju yang dicintainya". Dari definisi itu bisa saja
kau menanyaiku im. Apakah aku telah bergerak menuju mu ?. Entahlah yang jelas
aku telah berujar dan meyakinkan diri untuk bersiap menjemput ke arahmu. Aku
pun tak sepenuhnya berkuasa hingga sampai saat ini.
Aku belum di pertemukan
langsung dengan mu untuk bertanya dan mengajakmu hidup bersamaku. Sudah
beberapa pekan berlalu namun aku belum tahu apakah maksud baikku itu telah
sampai padamu atau belum. Berpekan pekan pula aku menanti dan berharap akan ada
kabar mengenai dirimu. Im, aku yakin kau memang lebih shalih dariku. Kau pun
lebih kuat dariku. Inilah mungkin perjuangan awal yang cukup berat yang harus
aku lakukan. Aku ingin menjadi pejuang yang bergerak menuju apa yang kucintai.
Aku ingin mentransformasikan haram menjadi halal. Merubah kesia-siaan menjadi
nilai yang berharga. Im, teruslah jaga izzahmu itu. Karena itulah yang membuat
kasihku lebih lama hidup. Aku menuliskan surat biru ini untukmu. Aku letih
menjadi bajingan. Aku ingin di temani olehmu untuk membersamaiku merubah diriku
ini menjadi pejuang dan pahlawan yang ikhlas berjuang di jalan rabb kita Allah
swt.
Tertanda
eru yang masih merinduimu.
29
April 2013
dalam
perjalanan diatas kereta Surabaya-Purwokerto.
0 komentar:
Posting Komentar