About

Pages

Selasa, 30 April 2013

SURAT BIRU UNTUK MU YANG BERADA DI TEMPAT MATAHARI TERBENAM


“Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi

Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia

Ketika cinta bertasbih bagai cah'ya tak bertepi
Anugerah terindah itu yang ku impikan
Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi

Harapanku tambatkan disetiap sujud malamku
Tuhan bimbing cintaku cinta karna Ilahi

Bertasbilah cinta terukir di hatiku
Seindah samudera senja berkilau membentang
Cinta yang sejati yang tersandar di hati
Berlabuh menepi satukan karna Ilahi

Malam penuh doa penawar rindu kasih
Munajatkan maha cinta diatas cinta
Jika memang takdir cinta pasti bertemu
Meski kau dan aku ada di ujung dunia”
(kcb original version)


Im, aku masih merinduimu saat ini. Aku pun masih tetap menaruh hormat padamu. Tapi ada sesuatu yang kuinginkan darimu. Sampai di sini kau masih kuat menjaga dirimu. Sedang aku, telah banyak yang aku lakukan hal yang tak terpuji. Aku bisa jadi tak pantas untuk menyukaimu. Namun hatiku telah bersepakat menjadikanmu sebagai salah satu episode cinta di dalam lembaran hidupku. Im, tahukah kau tentang perasaanku ini ? Aku ingin kau mengetahuinya. Sampai saat ini pesonamu sukar kuhapuskan di benak ini. Aku pun mencatat waktu ketika awal-awal aku mengenalmu. Waktu itu di bulan desember 2008 di kota itu. Dan satu hal yang membuatku sedih adalah ketika kita berpisah setelah kita pulang dari "bidal". Waktu itu yang ada di pikiranku adalah hanya kata perpisahan yang aku tak tahu apakah aku kan berjumpa denganmu lagi ataukah  tidak. Kini aku merindui kabarmu im yang senyap menjaga kesucianmu.

Belum ada yang menggesermu di hatiku. Yang akan jadi masalah bagiku adalah apakau kau mempunyai rasa seperti itu ?. Kadang aku ingin menertawakan diriku sendiri im. Aku ini seperti anak smp saja yang baru pertama kali jatuh cinta. Aku ingin meminta maaf im jika aku telah lancang pernah mencoba masuk kedalam hidupmu. Tapi hari ini aku tak berani lagi untuk lancang seperti dulu. Aku hanya mengharapkan kelak kau mungkin akan meridhai cintaku. Dan tentunya aku pun akan ikhlas atas apa yang akan rabb kita anugerahkan kepada kita di masa yang akan datang. Ibnu qayyim al jauziyah pernah berucap mendefinisikan cinta bahwa "cinta adalah gerak para pecinta menuju yang dicintainya". Dari definisi itu bisa saja kau menanyaiku im. Apakah aku telah bergerak menuju mu ?. Entahlah yang jelas aku telah berujar dan meyakinkan diri untuk bersiap menjemput ke arahmu. Aku pun tak sepenuhnya berkuasa hingga sampai saat ini.

Aku belum di pertemukan langsung dengan mu untuk bertanya dan mengajakmu hidup bersamaku. Sudah beberapa pekan berlalu namun aku belum tahu apakah maksud baikku itu telah sampai padamu atau belum. Berpekan pekan pula aku menanti dan berharap akan ada kabar mengenai dirimu. Im, aku yakin kau memang lebih shalih dariku. Kau pun lebih kuat dariku. Inilah mungkin perjuangan awal yang cukup berat yang harus aku lakukan. Aku ingin menjadi pejuang yang bergerak menuju apa yang kucintai. Aku ingin mentransformasikan haram menjadi halal. Merubah kesia-siaan menjadi nilai yang berharga. Im, teruslah jaga izzahmu itu. Karena itulah yang membuat kasihku lebih lama hidup. Aku menuliskan surat biru ini untukmu. Aku letih menjadi bajingan. Aku ingin di temani olehmu untuk membersamaiku merubah diriku ini menjadi pejuang dan pahlawan yang ikhlas berjuang di jalan rabb kita Allah swt.

Tertanda eru yang masih merinduimu.
29 April 2013
dalam perjalanan diatas kereta Surabaya-Purwokerto.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More