Jum’at 17 Nopember 2012.
Hari
ini aku menyambut pagi dengan sedikit cercahan senyum. Karena sore itu aku akan
pergi berkonsultasi ke rumah salah satu ustadz yang aku kenal di komunitas
tarbiyah di kota ini. Aku meminta salah satu kawan untuk menemaniku bertandang
sore itu. Langit yang memekarkan warna kemerahan seperti sedang menatapku
dengan penuh keletihan. Akhirnya aku dan kawanku tiba di depan rumah sang
ustadz. Setelah beberapa kali melayangkan salam, akhirnya munculah istri sang
ustadz keluar dan mempersilahkan duduk di kursi
depan pelataran rumah. Beliau menyuruh kami menunggu suaminya yang
sedang pergi sebentar.
Tak
lama munculah sosok lelaki itu dengan mengendarai sepeda motor dan aku berdiri
seraya melempar jabat tangan. Kami pun duduk dan aku pun bingung untuk memulai
pembicaraan dari mana. Setelah beberapa menit di awali obrolan ringan aku pun
berterus terang bahwa kedatanganku sebenarnya untuk minta nasihat sekaligus
pencerahan. Karena aku sudah punya keinginan untuk menikah. Obrolan pun begitu
aku nikmati bahkan aku memperhatikan lekat-lekat setiap perkataan yang di
ucapkan oleh orang yang lebih tua dariku itu. Beberapa nasihat yang harus aku
persiapkan menuju ke sana. Mungkin banyak dari persiapan financial sampai
persiapan ilmu. Namun yang paling bermakna bagiku adalah nasihat beliau
mengenai persiapan jiwa atau ruhiyah. Dan katanya itu yang paling utama tanpa
mengesampingkan persiapan yang lain pula tentunya.
Pembicaraan kami dan
silaturahimku sore itu harus di akhiri karena adzan magrib telah berkumandang
di langit senja yang memerah. Banyak hikmah dan pelajaran sesuai apa yang aku
harapkan bahkan lebih. Silaturahim memang sunnah nabi yang harus kita biasakan.
Karena banyak keutamaan di dalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar