About

Pages

Rabu, 11 September 2013

digantungin ? tak apa lah

Ah sepertinya lama sekali saya tidak posting di blog ini. Oke, kali ini saya akan bercerita saja tentang sesuatu hal yang mungkin lebay dan saya tulis pake diksi lebay pula. Semata-mata untuk mengekspresikan dan menyegarkan kembali siklus perasaan konon menulis adalah salah satu terapi kesehatan. 
Begini rasanya di gantungin,
            Ini tentang perasaan yang aku sendiri pun kesulitan menggambarkan kerumitannya. Cinta memang seperti itu tabiatnya membuat yang sederhana seakan rumit atau membuat yang rumit menjadi sederhana. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ketika seorang lelaki memutuskan untuk maju menawarkan proposal cintanya. Pemuda itu entah ia seperti telah mengantungi sebuah nama di dalam hatinya. Nama yang sengaja jarang ia buka dari ruang tertutup di dalam hatinya itu. Ia menganggap sudah saatnya ia belajar untuk lebih bertanggung jawab dan lebih gentle. Maka inilah saatnya ia mencoba memperjuangkan cintanya. Akhirnya ia mendatangi salah seorang yang ia anggap berkewajiban untuk membantu memperjuangkan niatannya itu. Akhirnya ia di sodorkan salah satu formulir biodata yang mungkin form itu juga biasa di sebut proposal nikah. Pemuda itu pun mendapat berbagai ceramah sebagai bahan pertimbangan. Di awal pemuda itu meminta pada orang itu (sebut saja M) untuk menanyakan apakah gadis yang akan ia ajukan itu sudah siap untuk menikah atau belum ?
Hari berganti hari pemuda itu tetap dalam keadaan berharap agar gadis yang ia ingini sudah siap pula untuk menikah. Setelah sekitar satu bulan berlalu tak kunjung ada kabar dari M. Ada yang kurang etis memang, soalnya pemuda itu meminta tolong kepada M padahal M sendiri belum beristri walau usianya jauh di atas pemuda itu mungkin berbeda enam sampai tujuh tahunan. Setelah satu bulan menunggu akhirnya pemuda itu memberanikan diri bertanya kepada M namun dengan sedikit kecewa pemuda itu di buatnya. Ternyata M belum bisa mengakses informasi gadis itu. Pemuda itu pun berusaha dan akhirnya mendapatkan nomor HP salah satu orang terdekat gadis itu. Akhirnya pemuda itu pun kembali menunggu dan sekitar dua bulan akhirnya M menghubungi pemuda itu dan memberikan kabar bahwa gadis itu sudah siap untuk menikah walau gadis itu belum tahu bahwa yang menanyakan hal itu adalah pemuda itu.
Pemuda itu di minta untuk mengirimkan form yang dulu pernah di kasihkan kepadanya. Sekitar dua pecan dari itu M menghubunginya kalau ada hal yang perlu di edit dan pemuda itu pun mengedit dan mengirimkan kembali. Menunggu lagi… sekitar satu purnama telah berlalu tapi tak ada kabar jua. Pemuda itu pun pernah menanyaan ke M terkait perkembangannya. Namun M hanya bilang bahwa proposal pemuda itu telah di terima oleh gadis itu. Dan pemuda itu di minta bersabar lagi dan menunggu lagi apa yang akan di putuskan oleh gadis itu. Namun di tengah-tengah menunggu pemuda itu di uji oleh ketahanan hatinya yang seakan sudah tak kuasa lagi melakukan pekerjaan menunggu dan berharap. Hari berganti hari dan pecan-pekan pun berlalu. Dari awal ia mengajukan kehendak itu di pertengahan bulan Pebruari dan sekarang sudah bulan September, ternyata tak terasa sudah delapan bulan. Ia menunggu selama ini dan belum dapat kabar apapun lagi kecuali kabar yang katanya si gadis telah memegang proposal cintanya. Ia menunggu dari gadisnya masih berstatus mahasiswi sampai sekarang katanya gadis itu telah lulus menjadi seorang sarjana pendidikan bahkan katanya sudah mengajar di salah satu sekolah. Ah semkain jauh saja ketertinggalan itu. Semakin jauh saja, dan pemuda itu semakin minder bahkan ia sepertinya telah pasrah dan sedang mencari penghibur untuk dirinya yang aku menganggapnya sedikit tragis untuk sebuah persaan yang tergantung. Untuk maksud yang belum jua tercapai.
Jodoh memang kehendak Allah namun takdir bertarung dengan doa di langit sana. Pemuda itu pun tak tahu berapa lama lagi ia menunggu keputusan dari pihak gadis. Ia pun telah tegas pada M jika memang di terima dan lanjut ya harusnya sekarang giliran si gadisnya yang memberikan biodata. Jika tidak ya sudah berarti pemuda akan lebih lapang dan menerima semuanya tanpa harus lama-lama menungu dan banyak mengisi hati dengan harapan-harapan kosong.
Setiap orang berhak atas keraguan begitupun dengan gadis itu ia berhak meragukan si pemuda. Ia pun berhak menolaknya. Namun jika di gantungin seperti itu yah kasihan si pemuda. Karena bisa saja si pemuda akan berpetualang kembali mencari dan menemui cinta dan gadis yang di harapkannya. Sabarlah kawan, cinta memang perlu perjuangan dan pengorbanan, mungkin selama ini ujian itu tak seberapa. Kita harus yakin ujian yang menghadang kita tak lain adalah untuk mendewasakan kita untuk menjadikan kita lebih berkualitas, menjadikan kita lebih bersyukur. Ketahuilah dan tetaplah hidup bersama harapan sekecil apapun harapan yang kita miliki. Namun dunia masih tetap memberikan keindahan untuk mengobati, menutup dan menghibur kesakitan perasaan. Lihat mentari pagi bukankah masih menghangatkan ? ketika senja bukankah masih ia menatapmu penuh pesona? Lihat gunung pun masih bisa kau nikmati keindahan ? sabar akan mengajarkan kita arti cinta yang sesungguhnya. Tetaplah berjihad karena jihad harus lebih kau cintai dari mengejar seorang. Biarkan orang lain tak mengetahui apa maksudmu. Bukan kah kau bermaksud ingin mempunyai pendamping hidup agar jihadmu lebih berkualitas bukan ?
Gadis tidak Cuma dia bukan ? seharusnya kau lebih bersyukur, bukan kah jumlah kaum mu lebih sedikit jumlahnya ? berarti kau tak perlu khawatir… teruslah berjuang. Dan kalau perlu kau lupakan gadis itu ? lupakan proses yang mencederai perasaanmu. Dan kembalilah terbang dengan gagah menjadi seorang lelaki yang terhormat namun tetap penuh kesederhanaan dalam hidup. Gadis yang seperti apa yang kau mau ? yang beriman ? yang calon dokter ? guru?. Ah dunia ini luas. Walaupun aku tahu kau adalah lelaki yang sederhana walau cita-cita amalmu tak sederhana. Bintangmu mungkin sedang tak terang maka itulah justru yang akan menyeleksi gadis yang benar-benar mencintaimu karena Allah sajalah yang akan siap menerima dirimu.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More