Bismillah...
Ba'da
Shalat subuh... pemuda itu. bergerilia dari satu kost ke kost yang
lain... menepuk daun pintu beberapa kosan ikhwan dan sekaligus daun
pintu kamar-kamarnya juga... dari semalam persiapan itu di mulai. Dari
mengingatkan ustadz, menjarkomkan sms undangan, Sampai komunikasi petua
kosan dan izin pak RT. Beberapa ikhwan telah berkumpul di mushola yang
hanya berukuran lebih kurang lima kali lima meter di bilangan Grendeng
Purwokerto. Beberapa dari ikhwan masih terkantuk dan mata mereka masih
mengharapkan meneruskan lelapnya terpejam. Sang Ustadz sudah lebih pagi
bertandangdengan senyumnya yang hangat. Maka seorang ikhwan menyerahkan
segelas teh hangat tongji yang airnya telah mulai mengkeruh.
Majlis
itu pun di buka dengan syahdunya bacaan basmalah dan tilawatil quran
salah satu ikhwan. Sang ustadz telah dipersilahkan berceloteh oleh
moderator. Maka beberapa ikhwan di majlis itu segera meluruskan niat dan
mengharap turunnya malaikat untuk turut bersimpuh membersamai mereka.
Beberapa patah kata telah terlontar dari lisan sang ustadz. Ba'da tahmid
dan salam. Kami di bawa untuk melihat dunia di belahan waktu yang
lampau. Kisah Bapaknya para nabi begitu kronologis di sampaikan. Dan
kembali membuka ingatan dari masing-masing kami tentang kisah itu.
Terceritakan pula kisah hikmah tarbiyah rasulullah di rumah sahabat
Arqam bin abil Arqam sampai sekelumit kisah semangat para pendahulu
gerakan pemuda muslim di bumi piramida.
Ini momentum awal
bagi para ikhwan yang Kost mereka hampir saling berdekatan. Ini sebuah
jejak pengokohan tali silaturahmi kami sampai berharap dapat
tercerahkannya hati-hati ini dan bertambahnya pula asupan otak kami
tentang Al Islam. Ini adalah salah satu bentu islah sekaligus
mempraktekan juga. Bahwa kesholehan tak hanya di bangun secara
individual namun secara komunal pun juga harus. Ini sebagai jejak untuk
menginspirasi masyarakat agar mereka terbawa dengan arus keimanan yang
sejatinya menentramkan.
Ini tak seberapa memang. Kami
banyak belajar dari para pendahulu kami yang telah lama bersentuhan
mewajahkan Al Islam pada lingkungan yang mereka tinggali.
“Manusia ibarat logam, terpilihnya mereka semasa jahiliyyah, terpilihnya mereka semasa Islam, sekiranya mereka faham.. Ada
semangat yang hendak kami tularkan kepada sesama kami dn kepada orang
yang di sekitar kami. Bahwa tatanan yang rabbani itu harus mulai di
bangun. dan para pemudalah yang harus mengawalinya.
Dengan
riuh, terkadang beberapa ikhwan tertawa kecil ketika ada celoteh ustadz
yang menggelitik rahang-rahang kami. Dan fajar pagi pun mulai mengintip
di timur sana. Cahaya sejuknya mulai menyapa. Maka kajian pun di akhiri
namun beberapa ikhwan masih asyik bercengkrama di Mushola. saling
berbagi kabar dan informasi. Semoga langkah awal ini dapat kami jaga ke
istiqamahannya dan tetap menjadi agenda-agenda yang senantiasa di
teruskan oleh para penerus generasi-geneasi yang akan datang.
Purwokerto, 23 Syawal 1433 H
Lelaki yang sekarang tinggal di lantai dua Wisma Al bana.
Eru Zain...