About

Pages

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 07 Oktober 2014

Fase Dinamisasi Kekuasaan Utsmaniyah (699 – 1342 H / 1299 – 1924 M)

Oleh : Haerudin Muhammad Zain

Sebuah kekaisaran yang mengisi lembaran hidupnya dengan episeode-episode heroik dan Allah SWT meninggikan, memenangkan, membesarkan, menjayakan mereka dengan kemuliaan Islam sekaligus sunatullah sampai ia runtuh. Dalam perjalanannya Khilafah Ustmaniyah atau di dunia barat lebih di kenal dengan nama Ottoman ini, senantiasa menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sejarah peradaban Islam. Ia pun tak absen mengambil peran dan menunjukan eksistensi diri kepada dunia Internasional di sekitaran abad ke-12 sampai abad 16.  643 Tahun Hijriah atau hampir enam setengah abad atau di dalam hitungan kalender masehi 625 Tahun ( enam seperempat abad) itulah usianya. Bahkan bisa di katakan bahwa khilafah Ustmaniyah ini memiliki periode yang paling panjang dalam sederetan sejarah peradaban Islam. Ahmad Al- Usairy setidaknya membagi usia panjang tersebut kedalam empat fase, yaitu :
1.      Masa kesultanan (699-923 H)
2.      Masa Khilafah (923-974 H)
3.      Masa Kelemahan (974 – 1171 H)
4.      Masa Kemunduran dan kemerosotan (1171 – 1342 H)
Karena begitu panjang rentang waktu itu. Maka saya akan memfokuskan permasalahan yang di alami oleh Khilafah Ustmaniyah setidaknya menyoroti di sekitar masa kelemahan yaitu di sekitar abad ke-15 sampai akhirnya Khilafah Ustmaniyah tumbang di awal abad ke-19. Semoga kita dapat mengambil ibrah sebanyak-banyaknya dari berbagai peristiwa yang terjadi yang mengakibatkan menjadi musibah politik umat Islam karena rumah politik terbesar umat Islam harus tumbang dan luluh lantah.
Episode yang mengundang rasa ingin tahu saya lebih dalam adalah runtuhnya kekhalifahan terakhir umat Islam. Ini merupakan bagian yang penting dan menarik, bukalah lembaran nubuat hadits-hadits yang meramalkan masa depan umat Islam. Sebelumnya nabi Muhammad SAW berbagi cerita kepada kita tentang membaca zaman. Beliau memberitahukan kepada kita tentang fase-fase yang akan di lalui oleh umatnya. Fase-fase itu adalah fase nubuwah kemudian khulafaurasyidin kemudian mulkan ‘adhan (penguasa yang menggigit) kemudian mulkan jabariyyan (penguasa yang menindas) dan terakhir sebelum hari kiamat akan kembali hadir kehidupan dibawah naungan Khilafah ‘ala minhajul nubuwah.
Banyak para cendikiawan menjadikan keruntuhan Khilafah Ustmaniyah merupakan berakhirnya fase zaman mulkan ‘adhan dan runtuhnya Khilafah Ustmaniyah juga adalah awal baru memasuki fase zaman mulkan Jabariyyan, wallahu’allam. Namun jika kita memang senantiasa membaca zaman kondisi umat Islam setelah runtuhnya Khilafah Ustmaniyah adalah masa-masa yang menyedihkan bahkan begitu membuat sesak hati kita. Hampir satu abad sampai di hari ini kita menyaksikan kondisi umat yang semakin terpuruk semakin tertindas dan kemaksiatan semakin merajalela. Inilah masa berkuasanya mulkan jabariyyan dan kita akan senantiasa menyaksikan dan menjadi bagian di dalamnya dan entah sampai kapan hal ini akan berlangsung hingga akhirnya janji beliau SAW tentang akan berdirinya kembali masa kegemilangan (Khilafah ‘ala minhajul nubuwah) di akhir zaman mengakhiri penderitaan umat Islam.
Kembali kepada pembicaraan kita tentang fase kekhilafahan Ustmaniyah. Sedikit menerangkan saja bahwa sebelum Ustmaniyah diberikan mandat memimpin umat Islam (sebelum menjadi khilafah), Ustmaniyah adalah sebuah kesultanan. Apa itu kesultanan ? dan apa bedanya dengan khilafah ? Kita harus mengerti bahwa perbedaannya terletak pada cakupan wilayah kekuasaan. Khilafah adalah sebuah rumah besar umat Islam yang tentunya ketika menaungi umat ia menjadi pemegang kekuasaan paling atas yang menguasai beberapa kesultanan dibawahnya. Dalam sejarah Islam bahkan didalam aturan syar’i Khilafah tidak boleh ada lebih dari satu ia senantiasa menjadi payung tunggal untuk semua umat Islam sedunia. Sedangkan kesultanan adalah perpanjangan tangan kekhilafahan untuk mengatur pemerintahan umat Islam yang semakin banyak dan letak geografis yang semakin luas dan suku-suku yang memeluk Islam semakin banyak dan bervariatif. Khilafah mempunyai kekuasaan untuk mengendalikan sebuah kesultanan. Intinya hanya untuk memudahkan kita saja dalam mempelajari salah satu pelajaran tentang ilmu pemerintahan di dalam Islam.
Setelah Ustmaniyah mendeklarasikan diri sebagai khilafah hal ini karena memang suatu kebutuhan karena pemerintahan khilafah yang ada telah menyerahkan kekuasaan kepada ustmaniyah untuk menjadi khilafah. Tepatnya pada tahun 923 Hijriyah secara resmi Khalifah Abbasiyah di Kairo mengalihkan kekuasaan Khilafah kepada Ustmaniyah yang pada saat itu di pimpin oleh Sultan Salim I bin Beyzid (923-926 H) dan pada saat itu pula Sultan Salim I menjadi Khalifah umat Islam.
Waktu berlalu kekuasaan yang di pegang Ustmaniyah mengalami kelemahan dan mengalami kemunduran atau kemerosotan hingga akhirnya Khilafah tak ada lagi di muka bumi. Ketika ditarik pembicaraannya kepada masa kehebatan Muhammad Alfatih yang berhasil mensukseskan proyek 8 abad penaklukan konstantinopel kita bisa membaca bahwa pada masa pemerintahan Muhammad Al Fatih adalah masih berada di masa periode Utsmaniyah ketika fase belum menjadi Khilafah.

Apa saja yang terjadi di fase masa kemunduran dan runtuhnya Khilafah Utsmaniyah ? serta ibroh penting apa yang dapat kita ambil di dalamnya ?. InsyaAllah saya akan bicarakan di lembaran-lembaran berikutnya tulisan ini.

Peran Misionaris Kristen Perancis Dalam Pelemahan Khilafah Utsmani

Oleh : Haeru Muhammad Zain  
Jauh-jauh hari sebelum Khilafah Utsmani tumbang pada tahun 1342 H/1942 M di sekitaran waktu tiga abad sebelumnya. Pada masa pemerintahan Sultan Salim II lebih tepatnya pada tahun 980 H/1569 M, Charles IX (Raja Perancis) memperbaharui kesepakatan damai dengan Sultan Salim II. Salah satu hasil pembaharuan kesepakatan itu adalah semakin bertambahnya keistimewaan yang diberikan kepada konsulat Perancis. Pada saat itu juga Henry de Palo (saudara Raja Perancis) dinobatkan sebagai Raja Polska atas persetujuan Perancis. Kemudian Polska menjadi pusat kawasan bisnis di kawasan Laut Tengah. Perancis pun mulai merealisasikan hasi kesepakatan damai itu. Perancis mengirimkan para misionaris Kristen ke seluruh wilayah Khilafah Utsmani yang di dalamnya terdapat pemeluk Kristen bahkan lebih khusu ke daerah Syam.
Misi para misionaris itu selain membawa misi penyebaran agama. Mereka senantiasa menanamkan rasa cinta pada pemerintahan Perancis di dalam hati orang-orang Kristen yang bertempat tinggal di kawasan Khilafah Utsmani. Akhirnya sukseslah misi itu, pengaruh Perancis menyebar di tengah-tengah pemeluk Kristen yang kemudian hal ini menjadikan melemahnya posisi Khilafah di hadapan warganya yang beragama Kristen. Pembangkangan demi pembangkangan terhadap pemerintah Utsmani mulai merebak setelahnya. Para misionaris yang tak mau merubah kewarganegaraannya itu dan lebih banyak memakai bahasa minoritas Kristen, merekalah yang senantiasa mempelopori kegiatan pemberontakan-pemberontakan.
Hak keistimewaan hasil dari perjanjian damai ini senantiasa tarik ulur dikarenakan prilaku Perancis yang ternyata membawa misi buruk untuk melemahkan Khilafah Utsmani. Siasat Perancis selanjutnya yang dilakukan terhadap pemerintahan Utsmani adalah menyetujui kembali sistem hak keistimewaan pada tahun 1673 M. Ironisnya Utsmani yang di masa kekuasaan Sultan Murad IV (1033-1049 H) walaupun sadar akan gelagat Perancis kemudian memerintahkan Perancis memberikan kewenangan untuk ikut melindungi (merongrongi) Baitul Maqdis.
Di dalam kesepakatan baru yang terjadi pada tahun 1740 M, pemerintah Utsmani memberikan tambahan hak-hak istimewa bisnis kepada Perancis. Selanjutnya hak ini di cabut atau di batalkan tatkala Napoleon Bonaparte menduduki Mesir. Namun karena Napoleon Bonaparte menarik diri dari Mesir demi mendapat kembali hak istimewa. Dan benar pada tanggal 9 oktober 1801 M pemerintah Utsmani menambahkan hak istimewa pada Perancis dengan menambahkan hak istimewa di bidang bisnis dan kelautan di laut hitam. 1

Penjilatan Perancis terhadap Khilafah Utsmani dengan menggunakan hak istimewa berlangsung terus menerus sehingga menyebabkan kehancuran ekonomi Khilafah Utsmani semakin parah. Para penjilat itu seperti membangun Negara dalam Negara.  

Awal Konspirasi Yahudi di Tubuh Khilafah Utsmani

Oleh : Haerudin Muhammad Zain
            Saya ingin memaparkan latarbelakang peran Yahudi yang berkeinginan untuk menghancurkan Khifah Utsmani. Waktu itu di masa kekuasaan Khalifah terakhir Utsmaniyah yaitu Sultan Abdul Hamid II bin Abdul Majid (1293-1328 H) sangat kental sekali peran-peran Yahudi dalam menggerogoti dan memanfaatkan kelemahan The Sick Man from Turkey ini.
            Sebelum menuliskan bagian-bagian ironis konspirasi Yahudi di ujung-ujung sekaratnya Khilafah Utsmani saya ingin memaparkan bagaimana Yahudi awalnya membuat keruh masyarakat muslim di Khilafah Utsmani. Jika kita mencermati sejarah Islam kita akan menemukan bahwa Yahudi senantiasa berperan dalam proses memusuhi Islam. Jauh di masa Rasulullah masih hidup pun mereka telah melakukan onar membuat makar-makar sehingga mereka senantiasa menjadi bangsa yang terusir, mereka di usir dari Madinah. Keturunan para pembelot (golongan yang di murkai Allah SWT) ini adalah keturunan dari Bani Israil yang dari dulu sudah terusir silahkan baca kisah lengkapnya dalam sejarah Nabi Musa dan Bani Israil. Yahudi pun senantiasa berperan dalam makar-makar di masa khulafaurasyidin. Menebar benih-benih fitnah di masa pemerintahan para shabat waktu itu.
            Pada abad kelima belas, orang-orang Tartar yang berkuasa di daerah Qaram memberi hadiah seorang gadis Rusia-Yahudi yang merupakan tawanan mereka pada suatu peperangan. Hadiah itu di berikankepada Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Kemudian Sultan Sulaiman menikahinya.  Maka lahirlah seorang putri dari pernikahan ini. Yang kelak ketika putri ini besar, ibunya yang seorang Yahudi menikahkan puterinya tersebut dengan seorang anak Kroasia yang bernama Rusytam Pasya. Dengan makar dari sang ibu yang Yahudi ini, sang ibu berhasil membunuh perdana menteri Ibrahim Pasya. Setelah matinya sang perdana menteri diangkatlah anak menantunya Rusytam Pasya (anak Kroasia) sebagai perdana menteri yang baru.
Kisah naas berikutnya setelah membunuh Ibrahim Pasya adalah menyingkirkan putra mahkota Musthafa bin Sulaiman Al-Qanuni (anak Sultan dari istri pertamanya). Maka ia berhasil melakukan makar itu kemudian menggantikan Musthafa bin Sulaiman  dengan anaknya sendiri yang bernama Salim II sebagai putra mahkota yang kemudian menjabat Sultan Utsmani yang ke-11. Di masa pemerintahan Salim II Utsmani mulai mengalami kelemahan-kelemahan yang terus mengalami keterpurukan sampai tibanya kekhilafahan Utsmani tumbang di muka bumi.
Ada beberapa hal yang di dapat oleh orang-orang Yahudi di dalam pemerintahan Khilafah Utsmani. Perlu kiranya saya ceritakan bahwa kehidupan bangsa Yahudi di dunia Internasional sangat memilukan. Mereka mengalami tekanan di berbagai tempat, seperti di Andalusia maupun di Rusia. Mereka di usir dan melarikan diri hingga akhirnya mereka menghadap Sultan meminta izin padanya untuk hijrah dan menetap di wilayah pemerintahan Utsmani. Tepatnya mereka mendapat izin menetap di Izmir, Kota Bursah, dan kawasan-kawasan Utara dan Barat Anatolia.
Di bawah pemerintah yang masih menerapkan syariah mereka mendapatkan kebebasan yang luas. Mereka mendapat perlindungan, kesejahteraan bahkan mereka menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan. Kepala pendeta mereka memiliki hak penuh untuk mengurus semua urusan yang berhubungan dengan masalah-masalah keagamaan dan hak-hak sipil. Surat keputusan yang ditetapkan oleh pendeta akan mendapat legitimasi dari pemerintahan Utsmani, bahkan sering berubah menjadi hukum khusus untuk kalangan Yahudi.2     
Menteri Luar Negeri Utsmani Ali Pasya (yang belakangan menjadi perdana menteri) saat melakukan kunjungan resmi ke negeri-negeri Eropa dan Kristen pada tahun 1865 M, dia diikuti oleh sejumlah besar orang-orang Yahudi.3 Mereka mendapatkan kekhususan dan perlindungan sesuai dengan undang-undang pemerintahan Utsmani. Mereka merasakan kedamaian, terjamin keamanannya serta mendapatkan kemerdekaan eksistensi di lingkungan pemerintahan Utsmani.
Dengan kondisi yang nyaman seperti inilah mereka tak tinggal diam. Mereka senantiasa melakukan makar terhadap umat Islam. Benar nyatanya pesan dari nabi kita Muhammad SAW bahwa Yahudi adalah yang paling keras memerangi umat Islam. Kemudian fakta yang terjadi setelah itu adalah berangsur-angsurnya Utsmani mengalami kemuduran. Kemunduran ini salah satunya adalah buah investasi jangka panjang dari makar-makar Yahudi terhadap Utsmani.




2.  Al Yahuud wa al-Daulat al-‘Utsmaniyyah, Dr. Ahmad Al-Nu’aimi, hal. 37.
3. Al Yahuud wa al-Daulat al-‘Utsmaniyyah, Dr. Ahmad Al-Nu’aimi, hal. 37.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More